"Resensi Buku Analisa Ekologi Kritis"

Ekologi atau lingkungan adalah wadah bagi setiap mahluk hidup. Sejak berlansungnya kehidupan, lingkungan menjadi sorotan bagi yang berhimpun dan hidup di dalamnya. Kualitas setiap lingkungan selalu di bayang-bayangi dengan prilaku serta bagaimana yg hidup didalamnya memperlakukannya.

Lingkungan menjadi momok yang sangat fundamental bagi kehidupan, apa yang ada didalamnya menjadi tanggung jawab atas apa yg mengambil manfaat darinya. Karakteristik serta corak yang beragam pada setiap daerah lingkungan, terbentuk mengikuti pola apa yang diberlakukan padanya, yang berarti lingkungan mengikuti apa yang menjadi perbuatan yang hidup diatasnya.

Sebagaimana pengetahuan dewasa ini, ekologi menjadi tempat berbagai jenis mahluk hidup yang berserakan, dari yang paling kecil hingga yang tak kasat mata hingga yang paling bongsor sekalipun.

Seiring bergulirnya waktu, lingkungan menjadi pembahasan yang cukup krusial, akibatnya lahir berbagai ide dan gagasan menyuguhkan berbagai analisis tentang suatu cara pandang dalam melihat fenomenologi-fenomenologi atas isu lingkungan.

Seperti karya Davidt Goldblatt, yang mencoba mengelaborasikan beberapa pemikir dalam karyanya analisa "ekologi kritis" menguak argumentasi-argumentasi atas lingkungan. Dalam buku itu, ada tiga pemikir yang menjadi titik tumpu dalam melihat lingkungan secara kompleks. Diantaranya ada, Antonio Giddens, Andrea Gorz dan Jorgen Habermes.

Ketiganya menyuguhkan perspektif yang hampir sama dalam melihat relasi kehidupan dalam terjadinya degradasi lingkungan. Namun pada setiap argumentasi yang dilontarkan ketiganya, menyuguhkan bahwa ada kaitan yang begitu masif pada tataran elit global internasional ikut andil dalam terjadinya "Degradasi lingkungan" selain itu suguhan mereka bagi saya menjadi letupan-letupan yang mencoba mengantar kita bagaimana melihat daya cekam "politik" atas perubahan pranata ekologis.

Ketika membaca buku karya Davidt Goldbatt, pada bab pertama kita akan bertemu Antoni Giddens, yang mencibir secara teoritis bagaimana kapitalisme, industrialisme, dan urbanisme  sangat erat kaitannya dengan terjadinya Degradasi lingkungan.

Walau begitu, perspektif Antonio Giddens belum bisa sepenuhnya di adopsi sebab dia hanya menyuguhkan cara pandang yang tidak ia buktikan secara empiris, itulah kenapa Davidt Goldblatt mengkritisi suguhan tersebut. Namun disisi lain Davidt Goldblatt tdk sepenuhnya tidak sepakat atas argumentasi Antonio Giddens, karena menurut Davidt Goldblatt, bahwa memang ada relasi yang kuat "politik" hingga terjadinya transformasi alam.

Menurut Davidt Goldbatt, dalam karyanya The consequensces of meoderenity, menjadi paradigma awal terjadinya kerusakan ekologi. Yang berafiliasi dengan corak dan watak kapitalisme.

Konsokuensi-konsokuensi yang dimaksud salah satunya adalah dalam aspek pertanian, bahwasanya pengunaan bahan kimia atas reproduksi setiap komoditi, menjadi fase kerusakan tanah berkelanjutan. Pestisida melahirkan dampak atas ekologis dari industrialisme, ekspansi jumlah dan kandungan racun dari exsternalities adalah biaya transaksi ekonomi kapitalistik, Eksternalitas adalah biaya yang harus ditanggung atau manfaat tidak langsung yang diberikan dari suatu pihak akibat aktivitas ekonomi. pertanyaan yang sempat saya kutip dalam bacaan ini adalah kenapa pelepasan bahan-bahan kimia berbahaya diperbolehkan? Nampaknya daya dan keluesan kapitalisme merongrong tatanan menjadi salah satu dari bahagian dari hal tersebut. 

Selain hal tersebut diatas, Menurutnya. titik tumpu terjadinya degradasi adalah, paradigma moderen, yakni industrialisme yang mendukung keberlangsungan kapitalisme dibayang-bayangi "politik kekuasaan" selain itu komposisi kapitalisme industrialisme menjadi sangat kuat ketika di beck up oleh "aturan" kekuasaan "semisal UU" sehingga daya kapitalisme menjadi sangat leluasa merongrong struktur, kultur budaya yang ada.

Modernitas memang sangat jauh melampaui batasan-batasan Nilai yang sedari dulu sudah ada, sperti yang dikatakan oleh habermas bahwasanya, "rasionalitas alat birokrasi modern melenyapkan ranah-ranah yang dulunya tunduk pada nilai-nilai.

Perubahan maindset manusia moderen, ikut melibas banyak hal dari beberapa nilai dan kultur budaya yang ada, akibatnya keragaman tidak bisa dirukungkan.

Hal inilah yang kemudian menjadi latar belakang serta asal usul degradasi lingkungan. "Perubahan cara pandang" lunturnya nilai pada setiap yang pernah bernilai ditengah-tengah masyarakat. Laju moderenitas melibas tanpa pamrih.

Habermas juga melihat bagaimana konsokuensi-konsokuensi dari moderenitas terhadap daya dukung terciptanya Degradasi lingkungan. Selain itu ia juga melihat lebih kompleksitas, bagaimana peran politik ikut membombastis cekaman itu, diantaranya lemahnya secara demokratis isu yang pro terhadap keberlangsungan ekologi. Sistem pemerintahan sangat sedikit menyoroti bagaimana  perusakan lingkungan atas kehidupan menjadi sangat fatal.  

Partisipasi politik sangat menim bertengger atas lingkungan, yang berarti bahwa Habermes melihat relasional yang sangat tidak seimbang atas politik lingkungan yang berkelanjutan. 

Baginya politik harus menjadi alat dalam menjaga ekologis, dari daya guna yang tak bermoral. Setiap apa yang diberlakukan atas ekologi harus di ketahui oleh pelakunya, dan terapan-terapan harus mempertimbangkan berbagai aspek, dan tentunya berbasis "Analisis dampak lingkungan" dengan itu kita menjadi sedikit bergeser dari pola-pola yang sedikit demi sedikit memfilter kerusakan lingkungan.

Selain habermas, Andrea Gorz juga menyinggung tentang relasi antara Ekonomi, politik, lingkungan dan kekuasaan. Bagi Gorz, bahwa asal usul degradasi bisa ditelusuri dari empat aspek tersebut, memainkan peran yang sentral terhadap pranata sosial ekologis.

Investasi kapitalisme, dalam sektor kerusakan lingkungan ikut menyumbang kerusakan yang semakin parah. Dengan hal ini Apa sikap negara? Akibatnya setiap fase keberlanjutan hidup jika ditinjau dari aspek ekonomi bahwa meningkatnya biaya sosial dan lingkungan semakin tidak terelakan lagi.

Menyimak dari Argumentasi dari ketiganya, baik secara teoritis maupun pembuktian secara empiris, ketiganya bagi saya menjadi gambaran yang cukup gamblang dalam melihat bagaimana perubahan-perubahan pranata sosial ekologis dipengaruhi oleh degradasi maindset berfikir atas pengaruh indoktrinasi atas kapitalisme industrialisme urbanisme dan modernisasi.

Perspektif mereka mencoba mengantar kita melampau batas-batas fikir akibat dogmatisme atas ekolgis.

Terakhir, konstruksi atas pemikiran hingga sampai sekte terapan perlu direnungi bersama, apakah ia konsep dan cara pandang ketiganya menjadi sangat aktual dan relevan dalam era ini?

Simak ulasan lengkapnya dalam buku Analisa Ekologi Kritis karya Davidt Goldblatt.

Komentar

Postingan Populer