Menjamurnya demam berdarah di Polman, apa tanggapan pemerintah?
Penyakit Demam Berdarah akhir-akhir ini cukup menggemparkan masyarakat, khususnya di sosial media, banyak bertebaran diakun Facebook dan Whatsapp yang bertuliskan tentang kemanusiaan, membutuhkan darah sesegera mungkin (urgent) untuk disalurkan ke pasien terdiagnosa penyakit tersebut.
Penyakit Demam Berdarah sering dibeberkan bahwasan-nya yang menyebabkan terjadinya hal demikian adalah nyamuk yang terkontaminasi oleh virus Dengue, atau biasa juga disebut dengan nyamuk Aedes Aegyipti dan Aedes Albopictus kemudian menghisap darah manusia. Dengan waktu yang sama nyamuk tersebut juga ikut meninggalkan virus pada mereka yang sudah dihisap darahnya, melalui air liur, sehingga apabila virus tersebut mampu mengalahkan system imun tubuh, itu akan berdampak pada tubuh dengan tanda-tanda melonjaknya suhu tubuh menjadi begitu panas, mual-mual dan sebagainya. Selain itu perlu juga di identifikasi secara mendalam tentang gejala tersebut untuk mengenal lebih jauh ciri-ciri orang yang terkena oleh penyakit jenis ini.
Penyakit ini kemudian menjadi pertanyaan besar bagi kita semua, bagaimana demam berdarah ini bisa begitu menjamur akhir-akhir ini. Kita sudah pahami bersama penyakit jenis ini tak kenal ampun, ketika virus sudah terlanjur menjamur kedalam tubuh manusia, dan tidak ditangani secara sigap dan tepat maka konsekuensinya adalah nyawa manusia tersebut.
Sembari mungkin kita memikirkan tentang adanya penyakit ini, mungkin bagusnya kita akan mencoba untuk mengulas soal mengapa penyakit demam berdarah ini bisa ada dan begitu menjamur?. Banyak penjelasan yang mempersentasekan tentang kenapa kemudian ada nyamuk tersebut. Pertama yang paling marak dikatakan dan menjadi pengetahuan umum (awam) adalah nyamuk yang bebas berkembang biak, akibat terciptanya lingkungan yang tidak sehat, lingkungan tidak sehat yang dimaksud adalah kotor akan sampah yang berserakan tidak beraturan, misalnya membuang sampah keselokan air irigasi se-enak jidat.
Sudah juga dijelaskan diawal bahwasanya penanganan yang kurang tepat terhadap penyakit ini, konsekuensinya adalah nyawa menjadi taruhannya. Tentang penyakit demam berdarah juga pernah diberitakan oleh media paceko.com, bahwa bocah yang masih mengenyam pendidikan di Sekolah dasar meregang nyawa dan anak tersebut di diagnosa penyakit demam berdarah, tertanda 13 juni 2019.
Selain itu saya mencoba mengotak atik beranda facebook dengan niat mencari rekam digital mereka yang pernah meminta pertolongan transfusi darah dengan penyakit yang sama yaitu demam berdarah, (DBD) dan hasilnya saya menemukan beberapa postingan, dengan waktu yang berbeda, masing-masing bernama : Andi Asra Baso golongan darah B membutuhkan sebanyak 2 kantong, Hj. Hasania golongan darah A sebanyak 8 kantong 8 Januari 2019, Amira yang membutuhkan golongan darah O sebanyak 10 kantong 13 Juni 2019, Rini golongan darah O darah yang dibutuhkan sebanyak 4 kantong 7 Oktober 2019, Ramlah golongan darah B membutuhkan darah sebanyak 6 kantong tertanda 25 Desember 2019, Fatur 10 januari 2020, dan Syamsuddin golongan darah A membutuhkan sebanyak 6 kantong tertanda 16 januari 2020 ardiansyah 4 kantong golongan darah O tanggal 28 januari 2020. Semua orang yang disebutkan diatas dikutip dari facebook dinyatakan diagnosa penyakit demam berdarah.
Salah satu pekerja di unit transfusi darah (UTD) membenarkan bahwa beberapa bulan terakhir memang kebanyakan mereka yang membutuhkan donor darah itu adalah pasien berpenyakit demam berdarah. Ia juga menegaskan bahwa penyakit ini terus menjalar dari Desa ke Desa, karena rata-rata pasien tersebut datang dari beberapa daerah yang berbeda. Nampaknya memang penyakit demam berdarah ini begitu mewabah.
Pendon
Melihat rekam jejak digital diatas apakah perlu adanya tindakan serius dalam menangani hal tersebut? kalau ia tindakan apa yang bisa dilakukan dalam waktu dekat ini, melihat nyamuk demam berdarah terus bertebaran membawa virus tersebut! Penyakit ini harus bisa dikaji lebih dalam sampai pada akar persoalan dan langkah solusi apa yang bisa dilakukan melihat relalita tersebut. (colek Dinas terkait).
Apakah pihak yang terkait tiba-tiba tidak memiliki mata, tiba-tiba kehilangan telinga, atau apa yang mereka sedang lakukan? Kita tunggu saja, tanggapan dan tindakannya. Sembari menunggu tanggapan dan tindakan tersebut, dihimbau kepada masyarakat Kabupaten Polewali Mandar untuk tetap waspada pada penyakit tersebut.
Tentunya data ini hanyalah bagian terkecil dari persentase gejala penyakit demam berdarah, khusunya Daerah kabupaten Polewali Mandar, dan apa respon pemerintah melihat kondisi demikian? Sejauh ini masih belum ada tanda-tanda munculnya tindakan tersebut. apakah kejadian-kejadian tersebut diatas biasa-biasa saja walau sudah menelan korban jiwa? atau persoalan tersebut tidak terlalu menarik untuk dicari tahu akar persoalanya sehingga dibiarkan berlarut begitu saja? Pikiran bodoh ku seketika merontah, mungkin gejalah demam berdarah ini tidak menarik untuk diusut tuntas, yang menarik mungkin hanyalah gejala virus corona yang terjadi di Cina. Kalau begitu, mari selesaikan persoalan yang disana saja. Penyakit di Polewali Mandar kurang gaul, hanya demam berdarah doang kok! penyakit macam apa itu, KAMPUNGAN.
Penyakit Demam Berdarah sering dibeberkan bahwasan-nya yang menyebabkan terjadinya hal demikian adalah nyamuk yang terkontaminasi oleh virus Dengue, atau biasa juga disebut dengan nyamuk Aedes Aegyipti dan Aedes Albopictus kemudian menghisap darah manusia. Dengan waktu yang sama nyamuk tersebut juga ikut meninggalkan virus pada mereka yang sudah dihisap darahnya, melalui air liur, sehingga apabila virus tersebut mampu mengalahkan system imun tubuh, itu akan berdampak pada tubuh dengan tanda-tanda melonjaknya suhu tubuh menjadi begitu panas, mual-mual dan sebagainya. Selain itu perlu juga di identifikasi secara mendalam tentang gejala tersebut untuk mengenal lebih jauh ciri-ciri orang yang terkena oleh penyakit jenis ini.
Penyakit ini kemudian menjadi pertanyaan besar bagi kita semua, bagaimana demam berdarah ini bisa begitu menjamur akhir-akhir ini. Kita sudah pahami bersama penyakit jenis ini tak kenal ampun, ketika virus sudah terlanjur menjamur kedalam tubuh manusia, dan tidak ditangani secara sigap dan tepat maka konsekuensinya adalah nyawa manusia tersebut.
Sembari mungkin kita memikirkan tentang adanya penyakit ini, mungkin bagusnya kita akan mencoba untuk mengulas soal mengapa penyakit demam berdarah ini bisa ada dan begitu menjamur?. Banyak penjelasan yang mempersentasekan tentang kenapa kemudian ada nyamuk tersebut. Pertama yang paling marak dikatakan dan menjadi pengetahuan umum (awam) adalah nyamuk yang bebas berkembang biak, akibat terciptanya lingkungan yang tidak sehat, lingkungan tidak sehat yang dimaksud adalah kotor akan sampah yang berserakan tidak beraturan, misalnya membuang sampah keselokan air irigasi se-enak jidat.
Sudah juga dijelaskan diawal bahwasanya penanganan yang kurang tepat terhadap penyakit ini, konsekuensinya adalah nyawa menjadi taruhannya. Tentang penyakit demam berdarah juga pernah diberitakan oleh media paceko.com, bahwa bocah yang masih mengenyam pendidikan di Sekolah dasar meregang nyawa dan anak tersebut di diagnosa penyakit demam berdarah, tertanda 13 juni 2019.
Selain itu saya mencoba mengotak atik beranda facebook dengan niat mencari rekam digital mereka yang pernah meminta pertolongan transfusi darah dengan penyakit yang sama yaitu demam berdarah, (DBD) dan hasilnya saya menemukan beberapa postingan, dengan waktu yang berbeda, masing-masing bernama : Andi Asra Baso golongan darah B membutuhkan sebanyak 2 kantong, Hj. Hasania golongan darah A sebanyak 8 kantong 8 Januari 2019, Amira yang membutuhkan golongan darah O sebanyak 10 kantong 13 Juni 2019, Rini golongan darah O darah yang dibutuhkan sebanyak 4 kantong 7 Oktober 2019, Ramlah golongan darah B membutuhkan darah sebanyak 6 kantong tertanda 25 Desember 2019, Fatur 10 januari 2020, dan Syamsuddin golongan darah A membutuhkan sebanyak 6 kantong tertanda 16 januari 2020 ardiansyah 4 kantong golongan darah O tanggal 28 januari 2020. Semua orang yang disebutkan diatas dikutip dari facebook dinyatakan diagnosa penyakit demam berdarah.
Salah satu pekerja di unit transfusi darah (UTD) membenarkan bahwa beberapa bulan terakhir memang kebanyakan mereka yang membutuhkan donor darah itu adalah pasien berpenyakit demam berdarah. Ia juga menegaskan bahwa penyakit ini terus menjalar dari Desa ke Desa, karena rata-rata pasien tersebut datang dari beberapa daerah yang berbeda. Nampaknya memang penyakit demam berdarah ini begitu mewabah.
Pendon
Melihat rekam jejak digital diatas apakah perlu adanya tindakan serius dalam menangani hal tersebut? kalau ia tindakan apa yang bisa dilakukan dalam waktu dekat ini, melihat nyamuk demam berdarah terus bertebaran membawa virus tersebut! Penyakit ini harus bisa dikaji lebih dalam sampai pada akar persoalan dan langkah solusi apa yang bisa dilakukan melihat relalita tersebut. (colek Dinas terkait).
Apakah pihak yang terkait tiba-tiba tidak memiliki mata, tiba-tiba kehilangan telinga, atau apa yang mereka sedang lakukan? Kita tunggu saja, tanggapan dan tindakannya. Sembari menunggu tanggapan dan tindakan tersebut, dihimbau kepada masyarakat Kabupaten Polewali Mandar untuk tetap waspada pada penyakit tersebut.
Tentunya data ini hanyalah bagian terkecil dari persentase gejala penyakit demam berdarah, khusunya Daerah kabupaten Polewali Mandar, dan apa respon pemerintah melihat kondisi demikian? Sejauh ini masih belum ada tanda-tanda munculnya tindakan tersebut. apakah kejadian-kejadian tersebut diatas biasa-biasa saja walau sudah menelan korban jiwa? atau persoalan tersebut tidak terlalu menarik untuk dicari tahu akar persoalanya sehingga dibiarkan berlarut begitu saja? Pikiran bodoh ku seketika merontah, mungkin gejalah demam berdarah ini tidak menarik untuk diusut tuntas, yang menarik mungkin hanyalah gejala virus corona yang terjadi di Cina. Kalau begitu, mari selesaikan persoalan yang disana saja. Penyakit di Polewali Mandar kurang gaul, hanya demam berdarah doang kok! penyakit macam apa itu, KAMPUNGAN.
Komentar
Posting Komentar